Advertisemen
Majalahfokus.net - Setelah berganti kepemimpinan Kasat Satreskrim Polrestabes Surabaya, bermula dibawah kepemimpinan AKBP Shinto Silitonga. Kini pengganti kasat yang baru juga tidak segan-segan memberangus komplotan kejahatan di Surabaya.
Kelompok pelaku pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) yang sudah beraksi lebih dari 11 TKP (tempat kejadian perkara) kini di gulung Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya. Ketiga pelaku tersebut adalah MA (30), Kuli Bangunan asal Socah Bangkalan, AT (37), Sopir asal Gundih Surabaya dan MF (29), Tukang Parkir asal Socah Bangkalan Madura. Senin, (24/7/2017).
Tim Anti Bandit Polrestabes Surabaya bergerak untuk membekuk ketiga pelaku hendak mengirimkan motor curian yang baru saja diambil di kawasan Dupak Masigit, Senin Lalu (19/7/2017) sekitar pukul 03.00 WIB.
AKBP Leonard M Sinambela selaku Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya yang baru, dirinya mengatakan kepada awak media, ketiga tersangka ini merupakan kelompok pelaku curanmor yang beraksi di berbagai daerah antara lain di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
"Para ketiga pelaku dibekuk saat melintasi Jembatan Suramadu. Begitu mengetahui komplotan bersaksi, Tim Anti Bandit melakukan penangkapan terhadap tiga tersangka curanmor," Ujar AKBP Leonard.
Dari keterangan para tersangka diketahui bahwa mereka sudah beraksi lebih dari 11 TKP yang terbagi dalam Kota Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Hasil penjualan motor curian rata-rata mendapat 2,5 hingga 3 juta per-unit. Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, ketiga pelaku dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan pemberatan yang ancaman hukumannya 7 tahun penjara.
-Begini, Tips AKBP Leonard Menghindari Tempat Rawan Kejahatan.
Pelaku kejahatan seringkali beraksi di jalan yang keadaan lalu lintasnya lancar dan jarang kendaraan. Kadang juga pelaku beraksi saat kondisi lalu lintasnya padat, dengan beberapa temannya. Selain ada pelaku yang berperan sebagai eksekutor, juga ada pelaku lain di belakangnya. Adapula pelaku yang berperan menghalangi pengendara lain untuk mengejar eksekutor.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Leonard M Sinambela mengakui, beberapa ruas jalan sering terjadi penjambretan. Tapi bukan berarti pelaku memfavoritkan lokasi untuk menjalankan aksinya. Biasanya pelaku keliling atau mobile untuk mencari sasaran. “Setelah menemukan sasaran, mereka langsung beraksi,” terangnya, Sabtu lalu (22/7).
Dalam beberapa kasus, ada korban yang langsung mengejar penjambret. Upaya pengejaran ini sangatlah beresiko bagi korbannya, dengan keadaan panik. Sehingga pengendara yang panik tidak dapat konsentrasi saat mengemudikan kendaraannya.
Seperti kejadian yang menimpa cewek kembar, Andiana dan Andiani yang menjadi korban curas pada Selasa malam (18/7). Handphone yang ditaruh di dashboard motor dirampas oleh jambret yang diduga naik motor vario. Dari situ, korban memutuskan untuk mengejar pelaku. Namun sesampainya di depan kantor Kecamatan Pakal, pelaku menendang motor korban hingga tersukur. Nahas, saat terjatuh ada mobil Honda Brio yang datang dari arah berlawanan.
Akibatnya, dua cewek kembar asal Pengalangan, Menganti, Gresik itu mengalami luka parah di bagian kaki dan harus dioperasi di RSUD dr. Soetomo.
Leonard mengatakan, seperti kejadian yang menimpa Andiana dan Andiani itu bisa menjadi contoh bagi masyarakat. Dia berharap, misalkan ada lagi kejadian seperti itu, janganlah korban langsung mengejar penjambret setelah barang berharganya berpindah tangan.
Korban harus menenangkan diri dulu untuk menentukan sikap yang akan diambil. Bila sudah merasa tenang, baru korban bisa mengambil sikap. “Kalau sudah tenang, korban juga bisa lapor ke pos atau kantor polisi terdekat,” tutur alumnus Akpol 2000 itu.
Menurutnya, pemicu utama penjambretan adalah teledornya korban membawa barang berharga. Barang berharga tersebut ditaruh di tempat yang mudah terlihat, seperti di dashboard motor, tas pinggang, tas selempang, dan sebagainya. Alangkah baiknya barang berharga tersebut ditaruh di tempat tersembunyi, seperti di balik jaket.
(C*08/Ky/Sr)
Advertisemen