Advertisemen
"Lebih baik jangan minta ganti rugi, mungkin nanti dibeli oleh Bu Risma (Walikota Surabaya)"Majalah Fokus, Surabaya - Proyek pembongkaran bangunan yang terletak di Jalan Kupang Gunung Timur menuai protes beberapa warga. Heny (36) yang merupakan seorang warga yang terkena dampak pembongkaran, menuntut pertanggungjawaban kepada pihak Dinas Pemerintahan Kota Surabaya (Pemkot) ketika Alat Berat (Bego) menggerus tembok bangunan yang bertepatan berada di samping rumah miliknya nomor 34.
Sebelumnya Heny sudah menemui orang bernama Bimo selaku koordinator lapangan (Korlap) untuk mengantarkan ke atasannya, "Dirinya bilang akan mempertemukan Bu nur selaku atasan Bimo. ketika sudah sampai PU terlebih dahulu, lalu saya dari PU diarahkan ke bagian perlengkapan," Ungkap Heny kepada beberapa awak media. Senin (2/1/2017).
Pada saat terjadi keributan dengan Heny, Minggu 1 Januari 2017 dirinya di datangi oleh Lurah Putat Jaya dan mengatakan, "Lebih baik jangan minta ganti rugi, mungkin nanti dibeli oleh Bu Risma (Walikota Surabaya)," kata Bambang selaku Lurah kepada Heny.
Sebelumnya, Heny sempat juga mendatangi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya (DPUCKTR) untuk menemui Kepala Dinas. Sesampainya di Kantor DPUCKTR, Heny telah ditemui oleh Lilik Arianto bidang pembangunan Cipta Karya.
Lilik Ariyanto mengatakan, Rumah Bu Heny ini bisa di ganti atau tidak. Kalaupun diganti, nantinya pasti akan di ganti bangunan. "Saya tidak tahu di ganti atau tidak, coba tanyakan saja ke Bu Nur bagian kelengkapan," Jawabnya singkat, kepada Heny.
Karena merasa dirinya telah di pingpong oleh beberapa pejabat Dinas Kota Surabaya, segeralah Heny langsung mendatangi kantor Perlengkapan Pemerintah Kota Surabaya.
Heny menemui Kepala Bagian Perlengkapan Nur Oemariyati, dan langsung menceritakan kondisi rumahnya yang saat ini menjadi dampak pembongkaran proyek.
"Ini bagian DKP, bukan bagian perlengkapan. Bu Nur waktu itu juga menelepon Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, kalau saya sudah di tunggu dan harus ke DKP pukul 16.00. Sampai dilokasi saya di temui oleh Linmas, kalau Kepala Dinas sudah pulang. Saya dibohongi ternyata," Ungkap Heny yang sedang menunggu sampai pukul 18.30 di kantor.
Setelah awak media mengkonfirmasi.
Secara terpisah, Ery Cahyadi selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (DPUCKTR) Kota Surabaya mengatakan singkat "Mohon maaf mas, itu bukan pekerjaan di Dinas Cipta Karya. insyaallah DKP mungkin mas matur nuwun," Jawabnya singkat melalui telepon selulernya kepada Reporter Majalah Fokus.
Belum menemukan titik terang, Heny yang merasa dirinya telah 'DIDUGA' dijadikan permainan bola Pingpong oleh Dinas Perlengkapan Kota Surabaya dengan menuntut Hak atas kepemilikan bangunan, siapa yang bertanggung jawab mengganti. Beberapa awak mediapun langsung menanyakan hal tersebut kepada Kepala Dinas DKP Kota Surabaya, Khalid Buchari.
Khalid mengatakan, bahwa dirinya belum mengetahui laporan tersebut, bahwa ada warga yang terkena dampaknya.
"Coba besok anggota saya akan kroscek kelokasi, berapa kerugiannya. Dan bagaimana mencari solusi yang terbaik, sehingga tidak membawa dampak buruk lain untuk semuanya," Ungkapnya, di depan beberapa awak media dengan ditemani beberapa Staf DKP Kota Surabaya. Selasa (3/2/2017). Bersambung. (Red/C*N)
Advertisemen